BEING SERIOUS IS THE ONLY WAY TO BE A SUCCEEDED LEARNER

Wednesday, April 17, 2013

Menyongsong Kurikulum 2013



Kamu Ganteng Aku Cantik
Tahun 2013 adalah tahun yang penuh dengan kontroversi, setidaknya demikianlah yang pernah diucapkan oleh seorang peramal terkenal pada akhir tahun 2012 yang lalu, hal ini kemungkinan ada benarnya karena baru 4 bulan kita menapaki tahun 2013 sudah banyak kejadian-kejadian yang sangat kontroversi, mulai dari terpilihnya Presiden SBY menjadi ketua umum sebuah partai yang entah itu melanggar konstitusi atau tidak sampai kasus yang sangat menghentakan dunia HAM di Indonesia yaitu kasus terbunuhnya 4 tahanan di LP Cebongan oleh penembak misterius dan yang tidak kalah mengundang kontroversi adalah dihembuskannya angin perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang disebut dengan Kurikulum 2013. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sedang mensosialisasikan kurikulum baru lagi yaitu Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum yang selalu saja terjadi disetiap era pemerintahan baru membuat para guru dan sekolah seakan ditelanjangi akan tetapi dengan adanya penelanjangan itu guru akan semakin mengetahui sisi lain dunia pendidikan.  Kurikulum pendidikan nasional yang pernah diterapkan dalam sistem pendidikan nasional kita setelah era kurikulum 1975 adalah kurikulum 1984  , kurang lebih 10 tahun berikutnya terjadi perubahan menjadi kurikulum 1994. Pada era tersebut guru  dipaksa untuk menerapkan kurikulum baru yang dikenal dengan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) atau yang lebih dikenal dengan kurikulum 1994. Dengan alasan bahwa sistem pengajaran kita harus selaras dengan perkembangan dunia maka 10 tahun berikutnya kurikulum 1994 mengalami proses perevisian menjadai kurikulum 2004 yang lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum ini hanya mampu bertahan selama 2 tahun karena pada tahun 2006 kita dibingungkan lagi dengan perubahan kurikulum yang kita kenal sebagai KTSP (Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan). Disaat kita belum sepenuhnya memahami dan memperdalam KTSP, kembali kita ditelanjangi diawal tahun 2013 dengan adanya launching kurikulum baru 2013. Perubahan kurikulum yang akan diberlakukan pada 2013 mendatang memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Bahkan dengan sangat lugasnya bapak menteri pendidikan dan kebudayaan mengungkapkan dalam situs resmi Sekretariat Kabinet (Setkab), di Jakarta, Selasa (2/4/2013)  bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang ngganteng (bagus), akan tetapi apakah kegantengan dari kurikulum 2013 ini diikuti pula oleh peningkatan kemampuan guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum 2013 tersebut? kiranya pertanyaan ini adalah pertanyaan sederhana akan tetapi memerlukan jawaban yang sangat tidak sederhana.
Seperti kutipan diawal tadi, semakin kita ditelanjangi dengan seringnya perubahan kurikulum yang terjadi, guru semakin tahu secara menyeluruh sisi lain pendidikan kita. Guru akan menjadi paham akan kekurangan dan kelebihan masing-masing penerapan dari kurikulum yang pernah ada. Guru semakin berpengalaman dan matang dalam mengambil serta menerapkan sisi positif yang ada disetiap kurikulum tersebut dan itu membuat guru semakin mampu mengambil hal positif dari kurikulum yang telah diterapkan untuk kemudian meleburkannya ke dalam kurikulum baru sehingga guru akan mempunyai ketrampilan dalam pembelajaran yang membuatnya menjadi lebih cantik untuk menandingi kegantengan kurikulum 2013.
Kita sebagai pendidik berharap adanya perubahan positif dari kurikulum baru ini, akan kah kita sebagai guru yang merupakan agen perubahan dalam dunia pendidikan merasa pesimis dan apatis terhadap perubahan yang akan bergulir? Seorang teman guru TIK pernah berseloroh “pasrah wae, opo jare” atas pemberlakuan kurikulum 2013, karena dalam struktur baru kurikulum 2013,  mata pelajaran TIK akan dihapuskan, akankah fenomena pasrah dan opo jare itu menjalar pada semua guru yang ada di Indonesia? Tentu akan sangat ironi sekali dengan tujuan awal dari pemberlakuan kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum yang terjadi diawal tahun 2013 ini terlihat dipaksakan dan hanya mengejar target proyek semata. Mengapa demikian? bukti dilapangan sangat nyata sekali terlihat, bagaimana kurikulum 2013 yang isunya akan diterapkan pada tahun ajaran 2013-2014, sampai saat ini guru belum mendapatkan sosialisasi yang jelas dan matab tentang apa dan bagaimanakah sebenarnya kurikulum tersebut, guru hanya mendapat informasi yang sepenggal-sepenggal tentang kurikulum 2013, sehingga kondisi ini membuat guru menjadi “galau”. Kegalauan guru ini akan memberikan dampak yang  tidak baik bagi kondisi peserta didik di sekolah, bagaimana mungkin peserta didik akan dapat belajar dengan maksimal apabila gurunya galau?
Pemerintah dengan memakai dalih perubahan menuju arah yang lebih baik, terkesan memaksakan perubahan ini cepat terlaksana, ibarat pepatah mengatakan “sudah basah, mandi sekalian” sudah terlanjur menghembuskan isu adanya perubahan kurikulum baru, maka apapun yang terjadi harus terlaksana, walaupun semua serba terpaksa. Kadangkala untuk dapat berubah menjadi lebih baik, kita harus dipaksa. Sebagai agen perubahan, hendaknya pemaksanaan perubahan ini membuat para tenaga pendidik ini tidak merasa dikerdilkan karena seharusnya substansi perubahan itu bukan sekedar perubahan isi dan materi, jumlah dan jam pelajaran namun seharusnya semangat perubahan itu juga muncul dari ujung tombak pendidikan yaitu guru. Seperti halnya pada saat guru membuat penelitian tindakan kelas, setiap perubahan yang terjadi adalah sebuah pembelajaran yang dapat mendewasakan guru bukan sebaliknya guru menerima perubahan itu dengan gagap dan terengah-engah dengan perubahan yang ada.
Sebagai guru profesional, yang sudah menguasai 4 kemampuan profesionalisme, guru diharapkan mampu untuk menunjukan fungsi kemampuan pedagogik, sosial, profesianal serta kepribadian pada saat menerapkan kurikulum baru nanti. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman “. (Al Imran 139). Petikan ayat ini sebagai bukti dan penguat kita haruslah menerima perubahan itu dengan legowo. Kita berharap dengan adanya perubahan tersebut adalah tonggak perubahan sistem pendidikan kearah yang lebih baik. Mengingat aspek filosofi Kurikulum 2013 adalah berorientasi pada basis  pada kompetensi, maka sebagai guru kitapun dituntut untuk memiliki kompetensi yang tumbuh dan berkembang karena itu penting bagi guru meningkatkan kompetensi profesional. Dalam hal ini seorang guru harus ahli dan berkompeten terhadap keilmuan yang dimiliki sehingga guru dapat  mentransfer ilmu secara tuntas kepada peserta didik. Jika belum maka guru harus meningkatkan kualitas ilmu yang dikuasai, melanjutkan kuliah, mengikuti  seminar dan workshop, membaca buku dan artikel, mengikuti lesson study, serta selalu mengikuti perkembangan teknologi pendidikan dengan beraktifitas googling. Kita juga dituntut meningkatkan kompetensi pedagogik, apakah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kita masih menggunakan cara cara lama ,seperti berceramah saja..? padahal ada banyak metode pembelajaran yang bisa dikembangkan, Resources base learning : pembelajaran berbasis  sumber daya yang ada di lingkungan,untuk mengeksplorasi aspek kognitif dan psikomotor  peserta didik. Case/Problem  Base learning : siswa diberi kan persoalan yang memiliki relevansi dengan ilmu yang dipelajarinya. Simulation base learning, siswa di berikan kesempatan untuk melakukan berbagai eksperimen dan percobaaan guna meningkatkan pengalaman belajarnya. Collaboration base learning : siswa diberikan tugas kelompok untuk menemukan mengolah data menjadi sebuah laporan hasil eksperimen yang dilakukan menggunakan TIK atau metode lainnya yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya seperti memberikan metode pembelalajaran melalui permainan sehingga siswa merasa enjoy dan tetap menerima materi sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.  Kompetensi Sosial perlu juga ditingkatkan : relasi  dengan siswa adalah relasi horizontal, artinya seorang guru harus dapat menggangap siswa adalah mitra belajarnya. Sehingga siswa dapat tumbuh kembang rasa ingin tahunya menjadi proses  pembelajaran. Guru sebaiknya tidak tergesa-gesa  memberi label anak bermasalah dikelas sebagai anak nakal dan malas. Seorang guru harus mampu menyelami sisi sosial peserta didik agar bisa dengan mudah memahami latar belakang dari permasalahan anak tersebut. Dengan menjadi sahabat siswa, guru dapat menganalisa perilaku siswa berdasar latar belakangnya sehingga mudah bagi guru untuk berkomunikasi, memberi nasihat dan mengarahkan anak menuju perilaku yang direncanakan. Kompetensi ini memudahkan guru untuk merancang rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis kebutuhan dan kondisi real peserta didik yang dihadapinya. Kompetensi yang tak kalah pentingnya adalah Kompetensi kepribadian : kita sebagai guru harus dapat mengenali diri sendiri, terutama dalam aspek emosi, konsep diri dan cara berpikir. Dimulai dari konsep diri  seorang guru harus  memiliki cara pandang, paradigma berpikir bahwa guru adalah profesi mulia untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Dengan latar belakang itu maka diharapkan seorang guru harus mampu untuk memberikan pelayanan prima untuk kepentingan terbaik  peserta didik . Guru harus optimis dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam menjalankan profesinya baik akibat perubahan kurikulum  maupun perubahan tingkah laku peserta didik. Sementara itu guru dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang prima (EQ) terutama dalam mengendalikan emosi marah, cemas dan tidak berdaya agar tindakan kekerasan terhadap siswa tidak terjadi.
Perubahan kurikulum tidak bisa dihindari dan harus tetap dihadapi. Bila tidak, maka stres akan menumpuk dan kehidupan akan menjadi stagnan. Dan memang perubahan itu merupakan suatu keharusan. Untuk itu kita juga dituntut untuk bisa mempertahankan perspektif pandangan perubahan itu sebagai kemajuan sehingga kita tidak merasa terbebani dan semakin mempercantik profesi kita sebagai seorang guru. Seperti yang pernah dialami penulis saat harus hidup terpisah dengan orang orang yang dicintainya namun dengan kaca mata perspektif yang positif maka penulis telah mampu menghadapi masa masa sulit itu dan mampu beradaptasi akan perubahan itu. Sabar terhadap perubahan yang terjadi karena perubahan adalah sebuah proses, seperti halnya seekor ulat buruk rupa yang akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Jangan impulsif dan ingin secepat-cepatnya mencapai hasil yang diinginkan. Berikan waktu cukup untuk melihat prosesnya itu terjadi. Bertahan adalah langkah yang tetap diperlukan dalam mensiasati perubahan. Sangat mudah untuk menyerah bila perubahan terasa berat, masa depan terlihat gelap  dan stress mulai membebani. Bertahan dan jangan menyerah dan lihatlah tujuan akhir dari perubahan itu. Coba memandang perubahan secara optimis.  Sadari bahwa ada dinamika yang akan dihadapi, ada yang naik dan ada yang turun. Berpikir secara realistis. Dengan menyadari naik turunnya keadaan dapat membantu untuk tetap fokus dan mempertahankan komitmen. Berpikirlah secara terbuka terhadap kemungkinan yang terjadi, belajar menjadi fleksibel, serta selalu proaktif terhadap perubahan kurikulum itu karena mau atau tidak mau kita harus menerima perubahan kurikulum itu dengan cara selalu mengupdate perubahan yang akan terjadi disubstansi kurikulum 2013 dengan mengkalkulasi, memprediksi serta memperkirakan isi kurikulum 2013 sehingga kita tetap termotivasi untuk tetap memberikan yang terbaik untuk peserta didik sehingga visi dan misi sekolah dapat berjalan selaras dan serasi dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang akan segera tercapai. Bersiaplah untuk menyongsong kurikulum 2013 dengan mempercantik keprofesionalismean kita sebagai guru sehingga kegantengan dari kurikulum 2013 tidak akan sia-sia. Dan lebih jauh lagi,  cita cita bangsa kita menjadi bangsa yang berkharakter dan santun bukan lagi sebuah harapan kosong. Amin!

No comments: